Harus diakui, Pandemi membuat dunia dalam kondisi tidak baik-baik saja. Dampaknya bercabang mulai dari perekonomian semua negara yang diberitakan resesi, sampai ke krisis energi, dimana kabar ini sedang jadi perbincangan hangat.
Sejumlah negara seperti, China, Inggris, Korea Selatan, India, mengalami kenaikan harga pembangkit listrik. Hal ini disebabkan kebutuhan dalam negeri yang melonjak pasca kebijakan Lockdown, sehingga mereka harus di rumah saja.
Sayangnya, kapasitas batu bara sebagai bahan pembangkitnya semakin menipis, sementara mereka sendiri kesulitan untuk melakukan produksi. Bukan hanya di 4 negara itu saja, lainnya juga merasakan bagaimana krisis energi sedang berlangsung. Bahkan, untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan industri saja kesulitan.
Kondisi tersebut menjadi ancaman serius karena, khususnya listrik adalah sumber yang paling dibutuhkan manusia. Apalagi, memasuki era teknologi, semua membutuhkan tenaga agar prosesnya berjalan lancar.
Penyebab terjadinya krisis energi dunia
Jika, dilihat lebih lanjut terjadinya krisis energi seperti ini pasti ada penyebabnya. Salah satunya terlalu banyaknya umat manusia sehingga, apa yang sudah disediakan oleh alam lambat laun kapasitasnya akan habis.
Sayangnya, sampai saat ini belum ada yang mampu memberikan solusi alternatif mengenai masalah ini. Walaupun sudah ada tenaga angin, air, dan matahari, namun kebutuhannya tidak bisa menjangkau.
Jika, terjangkau biaya yang dibutuhkan terlalu mahal. Hanya masyarakat mampu saja yang bisa membeli dan menikmatinya, lalu untuk mereka yang kurang mampu bagaimana? Hal tersebut harus menjadi sebuah perenungan bersama.
Penyebab lain yang juga masih menjadi ulah manusia adalah hadirnya sejumlah pihak yang hanya mengambil keuntungan saja, mereka seperti tidak peduli dengan dampak yang akan terjadi ke depannya.
Krisis energi dunia tanggung jawab siapa
Jika, ada pertanyaan krisis ini sebenarnya tanggung jawab siapa? Maka jawabannya adalah semua pihak di seluruh dunia. Karena, penyebabnya bukan hanya satu negara saja. Hampir seluruhnya pasti ada mafia.
Oleh karena itu, semua orang wajib bertanggung jawab dan menjadikannya perhatian lebih dengan mencari solusi terbaik. Apa yang harus dilakukan segera. Bagaimana langkah serta prosesnya, selain itu dukungan dari masyarakat juga dibutuhkan.
Misalnya dengan melakukan penghematan listrik. Jika, tidak dinyalakan lebih baik dalam keadaan mati saja. Memang mereka sudah membayar listrik tersebut, hanya saja yang dipirkan adalah jangka panjang bukan hanya hari ini saja.
Semakin hemat Anda dalam menggunakan listrik ini, maka kebutuhannya akan semakin berkurang. Bagi masyarakat kelas menengah atas, harus sudah memikirkan bagaimana alternatif serta solusi untuk menggantinya dari batu bara ke yang lain.
Bisa saja membeli alat untuk menyerap energi matahari atau solusi lain agar krisis energi tersebut dapat teratasi dengan baik. Semua berawal dari yang kecil hingga nanti akhirnya dapat mengatasi masalah besar.
Alternatif Energi yang Harus Dipikirkan
Bukan hanya soal listrik saja, krisis energi juga terjadi di beberapa komoditi lainnya. Seperti halnya BBM yang sempat terjadi di Inggris dan juga Indonesia. Oleh karena itu, energi alternatif perlu dibutuhkan.
Kondisinya memang segera dan harus. Oleh karena itu, mulai dari sekarang, mungkin cobalah dari diri Anda sendiri terlebih dulu. Bila memang tidak bisa melakukan hal yang tinggi lebih baik sedehana saja.
Banyak langkah dapat dilakukan untuk membantu menangani krisis energi tersebut. Perlu diperhatikan, bukan untuk hari ini, tetapi keberlangsungan 10 sampai 20 tahun ke depan juga wajib untuk dipikirkan.
Krisis energi memang sedang melanda seluruh dunia, bukan tidak mungkin keadaan yang lebih parah akan terjadi. Oleh karena itu, perlu peran dari semua kalangan, tidak harus menunjuk tetapi, cobalah mulai dari sendiri. sekarang juga.