Membangun sebuah usaha memang tidak mudah. Bukan hanya modal saja melainkan, dibutuhkan tekad dan niat dari dalam hati. Semangat, ketekunan, dan ilmu pengetahuan juga jadi faktor lain agar semuanya dapat bersinergi.
Tetapi, satu yang harus diingat saat membangun bisnis adalah jangan memandang enaknya terlebih dulu. Cobalah melihat bagaimana susahnya mencari pelanggan dan orang yang percaya membeli berbagai produk yang Anda tawarkan.
Hal tersebut diilhami oleh Enno Endang seorang pelaku UKM yang sampai saat ini terus berjuang mempertahankan usahanya berjualan Rendang ayam suwir. Di mana pandemi masih belum berakhir, semua usaha pasti merosot tajam dari segi pendapatan..
Berawal dari kesukaannya dengan kuliner Rendang, Ibu 44 tahun tersebut akhirnya mencoba untuk menjualnya. Tetapi, bukan versi daging melainkan Ayam Suwir. Apakah berhasil coba simak perjalanannya di bawah ini.
Berpikir Menggunakan Berbagai Macam Inovasi
Bisa dikatakan bahwa, konsumen yang membeli semakin sedikit. Saat pandemi banyak orang dirumahkan dan segala aturan yang membuat mereka tidak punya penghasilan tetap seperti dulu. Akhirnya, Enno Endang berpikir keras untuk melakukan inovasi.
Setelah menemukan trik yang tepat mengganti Daging Rendang dengan Ayam Suwir. Akhirnya, Enno mencoba merambah ke langkah selanjutnya yaitu cara memasarkan. Pandemi membuatnya tidak bisa melakukan usaha offline.
Akhirnya, perempuan tersebut mengikuti sebuah pelatihan di mana diselenggarakan oleh kemenkominfo bersama dengan Google. Walau, sebelum mengikuti pelatihan beliau sudah berusaha melakukan promosi melalui aplikasi chat miliknya.
Kemudian, mengirimkan pesanan melalui sistem Cash On Delivery. Setelah mengikuti pelatihan tersebut, Enno menjadi punya banyak wawasan terkait berbisnis. Sebenarnya, apa yang dilakukannya itu tidak salah.
Hanya saja kurang sempurna. Beliau hanya punya satu platform saja untuk pemasaran. Sedang iklan sendiri harus menjangkau banyak orang. Aplikasi WhatsApp mempunyai kekurangan tidak mampu menjangkau orang lain kecuali, yang ada di dalam kontak.
Perubahan Mulai Terjadi
Ilmu yang sudah didapatkan dari pelatihan itu coba dilakukan untuk usahanya. Dengan menambah platform. Awalnya memang susah karena harus belajar tetapi, itu merupakan bagain dari tekad dan semangat.
Mempelajari lagi bagaimana menggunakan platform lain untuk bisnis. Kemudian, teknik pengemasan produk seperti apa. Label hingga warna juga ikut diperbaiki. Intinya adalah produk tersebut menarik perhatian dulu.
Sama saja bila cita rasanya enak tetapi, pengemasannya buruk dan terkesan biasa. Tidak bisa dipungkiri bahwa masyarakat lebih menyukai tampilan luar baru menilai bagian dalam. Soal rasa, juga ada sedikit perubahan agar bisa diterima oleh seluruh lidah masyarakat.
Bulan Ramadhan Semakin Membawa Berkah
Sepertinya, Enno Endang mendapatkan momen yang tepat. Jadi, saat bulan Ramadhan tiba. Beliau mencoba membuat sebuah kreasi di mana mengaktifkan kembali sistem Cash On Delivery menambah varian.
Dari yang sudah matang menjadi frozen, kemudian membuka berbagai platform seperti pengantaran online yang tersedia. Menu juga terus dikembangkan dengan hadirnya ayam geprek. Berbagai inovasi coba dilakukannya.
Akhirnya, bisnisnya cukup berhasil walau memang meraih itu tidak mudah. Karena, Enno sendiri pernah punya pengalaman dalam bidang bisnis. Menjadi reseller, distributor, hingga event organizer. Sayangnya, semua itu kurang mendapatkan hasil.
Semangatnya tidak pernah padam untuk terus berjuang menekuni bidang bisnis. Saat ini semuanya terbukti bahwa, usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil. Hanya saja, perlu perjuangan dan ekstra sabar.
Selain itu harus diselingi pula dengan tekun berdoa dan selalu mencoba. Jangan pernah malu memulai atau belajar semuanya dari nol. Karena, ilmu tidak memandang usia, siapa saja boleh mempelajarinya percaya, mereka akan jadi pemenang nanti bila sudah saatnya.