in

Mengenal Huswatun Hasanah yang Pukulan Mematikannya Mendunia

Bagikan Artikel Ini

Nama Huswatun Hasanah menjadi populer di kalangan petinju Indonesia dan Asia. Setelah, aksi memukaunya mampu mengukir prestasi dan juga sejarah besar bagi Indonesia. Dimana, dia perempuan pertama yang berhasil menginjakkan kaki di Final HSBC Asian Elite Boxing Championship.

Walaupun, harus mengakui keunggulan petinju asal Kazakhtan. Namun, prestasi yang diukirnya sudah pencapaian terbaik. Inilah impian yang selalu digantungkan oleh perempuan asal Nusa Tenggara Barat tersebut.

Untuk mencapai titik tersebut, Huswatun Hasanah mengaku perjuangannya tidak mudah. Karena, harus bertarung melawan diri sendiri dan juga orang tua. Maklum saja, olahraga tinju memang kurang populer di Indonesia apalagi, untuk perempuan.

Tetapi, dengan niat dan tekad yang kuat. Akhirnya perempuan yang kerap di sapa Atun tersebut berhasil membuktikan diri. Bahwa, keinginannya tersebut dapat membuahkan hasil walau, kurang sempurna.

Perjalanan Huswatun Hasanah Dalam Meraih Gelar 

Perjalanan Atun dimulai dari ditentangnya keinginan menjadi petinju oleh kedua orang tua karena, khawatir jika putrinya akan kena tinju dari pemain lain. Olahraga ini memang cukup ekstrim dilakukan oleh seorang wanita.

Ketakutan itu memang mendasar dengan berbagai pukulan nantinya membuat tubuh menjadi cidera ini dan itu. Walaupun, pada kenyataannya ketakutan tersebut tidak terbukti. Namun, namanya orang tua pasti ingin yang terbaik.

Kehidupan Huswatun Hasanah memang tidak seberuntung yang lainnya. Karena, kedua orang tuanya berpisah dan hidup cukup bersama ibu dan saudaranya. Tetapi, tidak menyurutkan semangatnya untuk terus berjuang.

Setelah lulus SMP ikut orang tua angkat dan disanalah dia mengenal olahraga sebagai jalan hidupnya. Berawal dari Taekwondo hingga beralih ke tinju. Terus berlatih sekeras mungkin, untuk membuktikan diri bahwa, pilihannya adalah benar.

Menjadi Juara Porprov adalah sebuah kebanggaan tetapi, tidak untuk orang tua kandungnya. Tetapi, setelah kembali menjadi juara di kejurnas, restu itu akhirnya didapatkan. Butuh waktu kurang lebih satu tahun untuk mendapatkannya.

Perjuangan yang tidak mudah memang bagi perempuan yang saat ini sudah berusia 25 tahun itu. Tetapi, tidak ada kata menyerah dalam kamusnya. Terus berlatih dan demi mengangkat derajat orang tua dan keluarga.

Olahraga Adalah Jalan Hidupnya

Huswatun Hasanah meyakini bahwa, olahraga adalah jalan hidupnya. Dari berbagai kemenangan tersebut terutama saat mendapatkan medali Perunggu di Asian Games 2018. Atun akhirnya mendapatkan kesempatan menjadi perwira TNI.

Ayah angkatnya memberikan saran untuk mengambil kesempatan tersebut. Karena, kalau ditunda bisa jadi, nanti akan kesulitan meraih pekerjaan yang layak. Olahraga memang memberikan segalanya hari ini.

Tetapi, masih ada hari esok untuk dilanjutkan. Jika, sudah tidak lagi berprestasi lalu akan menghidupi diri dari mana? Itulah alasan mengapa Atun mengambil posisi di TNI. menjadi setu yang terus mendulang prestasi,

Setelah mendapatkan medali di Asian Games. Huswatun beristirahat sebentar kemudian, menjalani kembali latihan berat. Walaupun, namanya sudah mendunia. Namun, pribadinya tetap santun dan pantang menyerah.

Berbagai program latihan terus dikerjakan agar mampu meraih hasil yang memuaskan. Hasil itu terbukti di kejuaraan Asia dengan raihan perak. Sungguh, prestasi luar biasa yang dapat dijadikan sebagai tauladan. Selanjutnya, Atun berharap bisa mendapatkan medali Emas di Olimpiade Tokyo nanti.

Dimana, berbeda dengan orang tua sudah wajar. Hanya saja jangan pernah membuatnya marah. Buktikan bersama prestasi bukan hanya janji. Karena, orang tua tetap ada rasa bangga jika, anaknya bisa meraih kesuksesan dan mimpinya.

Jadi, jangan pernah menyerah dan menganggap semua ini bentuk tidak adil dari Tuhan. Huswatun Hasanah sudah membuktikannya sendiri. Jadilah pahlawan bangsa dengan mendulang prestasi di bidang yang Anda sukai. Beri bukti bukan hanya janji, pasti bisa jadi juara!