Meraih titik sukses memang tidak mudah, hal itu dirasakan langsung oleh Subiandi. Seorang mantan TKI yang sudah berusaha sebanyak 47 kali tetapi selalu gagal. Sayangnya, semangat untuk tetap berbisnis ada hingga akhirnya mempunyai 12 gerai minimarket di kawasan Pamekasan, Madura.
Harus diakui, jagoan lokal satu ini patut menjadi contoh dan inspirasi bagi generasi muda zaman sekarang. Perjalanannya diawali saat beliau tidak tamat SD, hingga akhirnya umur 13 tahun memilih merantau di Malaysia dengan bekerja sebagai buruh bangunan.
Menariknya, walau sudah bisa mengerjakan pekerjaan orang dewasa, namun Subiandi di bayar hanya separuhnya saja. Satu tahun berselang, dengan berbagai pengalaman bersama Ayah dan Kakaknya, memutuskan untuk membuka usaha sendiri.
Pada usia 17 tahun, plakat dan beberapa iklan mulia digencarkan. Dengan fasilitas dapat hutang sebanyak 20% dari total biaya pembangunan secara keseluruhan. Usia 18 tahun, selain menjadi kontraktor, beliau juga menjadi tekong, atau orang masuk ke Malaysia secara ilegal.
Sayangnya, kontraktor itu bangkrut sekaligus mendapatkan pengalaman pahit selama menjadi tekong membuatnya berhenti dan menekuni bisnis yang sudah ada. Ditambah belajar di bidang bisnis ekspor dan impor. Bagaimana cara mengirimnya serta mengambil barang dari Indonesia.
Perjalanan belum usai walau hidup menderita
Menekuni bisnis ekspor dan impor Subiandi mampu menghasilkan, sayangnya harus berhenti karena, pada pengiriman selanjutnya, dari pihak Malaysia tidak mau membayarnya, Hingga akhirnya kembali mengalami kegagalan
Perjalanan Subiandi sampai di titik ini memang tidak mudah. Mengingat kerasnya kehidupan, dimana sebelum pergi ke Malaysia, jagoan lokal ini mendapatkan berbagai siksaan dari ayah tirinya.
Tetapi, pahitnya hidup tidak memuatnya menderita tetap berusaha dan terus mencoba. Tanpa kenal lelah demi mendapatkan hidup yang layak, Subandi terus mencoba walau sudah gagal sampai 47 kali. Tetapi, semangat dan tekadnya tetap luar biasa.
Mulai MLM, tekong, usaha, kembali ke MLM hingga akhirnya gagal. Setelah itu, kembali ke Indonesia dan membuka warung jajanan, camilan, hingga berjalan 8 bulan. Menariknya, pada bulan ke 9 akhirnya bangkrut lagi.
Berusaha kembali membuka rental, baru berjalan 3 bulan, sudah merasakan bagaimana nikmatnya kehilangan satu mobil. Dari sini, Subiandi merasakan bagaimana rasanya dikejar-kejar renteiner.
Titik Balik Kesuksesan Subiandi
Awal titik balik sukses berasal dari usahanya untuk menjual ayam, karena tidak laku dijual akhirnya semua barang ditinggal. Kemudian, berangkat ke Bandung dan belajar pasang gigi. Kegagalan kembali berlanjut hingga dengan modal 1 jutaan pergi ke Malaysia.
Subiandi mencoba peruntungan disana dengan membeli semua barang bekas. Hanya saja, gagal lagi, hingga akhirnya pulang ke Indonesia dan mencoba membuka pasang behel. Dari sini, mulai laku keras dan mampu menghasilkan uang sekitar Rp225 juta hingga akhirnya, lunas hutang.
Selanjutnya, ada satu pernyataan yang membuat Subiandi bangkit, dimana anak pertamanya mempertanyakan kapan dirinya sukses? Kapan foto Subiandi bisa masuk ke dalam buku prestasi dari MLM yang pernah diikutinya.
Dari sini, semua mulai berubah dengan semangat dan tekad yang kuat akhirnya mulai merintis secara perlahan hingga akhirnya, mampu berhasil mendapatkan segala impiannya dengan membangun mini market dimana sampai sekarang sudah ada 12 cabang.
Satu hal yang membuat Subiandi bisa meraih sukses sampai sekarang yaitu modal yang tidak pernah lupa untuk selalu di bawa. Menariknya, modal tersebut bukanlah berupa uang melainkan, sebuah buku catatan.
Dimana, didalamnya berisi sebuah impian dan apa yang ingin dicapai. Salah satu contohnya ketika anaknya menginginkan kulkas, Subiandi menulis dan berjanji untuk membelikannya sesuai tanggal yang ada di catatan.
Inilah titik balik luar biasa dari pemilik mini market yang menurutnya akan berkembang hingga 500 outlet. Walaupun saat ini Jagoan lokal tersebut tahu, bahwa sudah ada dua pemain mini market yang gerainya berjumlah ratusan.
Dari Jagoan lokal ini ada banyak pelajaran dapat dipetik, dimana kegagalan adalah awal dari sebuah kesuksesan. Hal itu dirasakannya saat mencoba bisnis mini market ini dimana, proses menjalankannya mengadaptasi dari berbagai pengalamannya selama ini dan akhirnya berhasil.