in

Sumedi Purbo. Lulusan S2 yang Memilih Menjadi Petani Sukses

Bagikan Artikel Ini

Jagoan lokal ini mempunyai semangat tinggi untuk melestarikan budaya bangsa. Dimana, sejak dulu Indonesia terkenal sebagai negara agraris atau dengan lahan pertanian paling luas. Sayangnya, anak muda mulai meninggalkan tradisi tersebut karena malu.

Profesi petani dianggap rendahan, mirisnya lagi seluruh keluarga mendukung keputusannya untuk melamar di perusahaan besar dengan gaji fantastis. Dari keprihatinan inilah Sumedi Purbo memilih untuk melanjutkan estafet tradisi tersebut.

Walaupun gelar S2 sudah didapatkan. Namun dirinya tidak malu dan memilih menjadi petani jamur edibel. Tetapi, apa yang dilakukannya itu terbukti tepat. kesuksesannya mengalahkan seluruh teman yang saat ini memilih bekerja di Perusahaan elit.

Cerita sukses Sumedi Purbo

Awal mula terjun di bidang pertanian jamur pada tahun 90 an. Dimana, waktu itu ada misi dari universitas teknik Taiwan di Yogyakarta. Selanjutnya, pesertanya dilatih dan pertama kali mulai usaha Jamur Kuping hingga tahun 1998.

Tidak lama berselang, lelaki tersebut mendirikan sanggar tani media agro tani Jogja. Karena, minatnya sangat luar biasa, sehingga menjadi referensi bagi seluruh masyarakat yang berminat untuk ikut membudidayakannya baik di dalam atau luar Yogyakarta.

Semakin pesat minatnya, membuat Sumedi akhirnya mengembangkan bisnis tersebut lebih jauh. Jamur yang dikembangkan tidak hanya kuping saja, sudah beragam jenisnya. Waktu awal pendirian, berbagai tantangan berat harus dihadapi.

Mulai dari jenis komoditinya, karena jamur memang belum terkenal di kalangan masyarakat. Bukan hanya sistem penjualan yang susah, melainkan cibiran dari penduduk sekitar terdengar menyakitkan.

Bahkan, sampai membuka usaha kuliner khas menu jamur. Cibiran tersebut terdengar lantang. Maklum saja, bahan satu ini belum populer dikalangan masyarakat dan mereka menganggapnya sebagai makanan rendahan.

Tetapi, setelah banyak ilmu pengetahuan dan akses informasi semakin mudah. Semua orang mulai memilih jamur sebagai bahan makanan mereka. Selain enak, sistem pengolahannya cukup mudah, bahkan bisa dibuat berbagai macam olahan menu.

Pengembangan jamur lebih lanjut

Saat ini Sumedi Purbo sedang mengembangkan berbagai jenis jamur dengan menggunakan berbasis media kayu atau turunnya. Pilihannya cukup banyak, ada jenis tiram, shitake, dan berbagai jenis lainnya.

Kedepannya, lelaki itu sedang menyiapkan berbagai bidang usaha baru. Dimana, kuliner khas Jamur adalah sasaran berikutnya. Dia ingin agar masyarakat semakin mengenal bahan tersebut sebagai salah satu bahan pokok.

Karena, manfaatnya cukup bagus bagi kesehatan. menariknya lagi, semua hal yang berhubungan dengan Jamur juga sudah disiapkan sebagai salah satu produk khas masyarakat sehingga, mampu meningkatkan taraf perekonomian penduduk sekitar.

Sumedi juga bermimpi, agar usahanya ini bisa berkembang lebih jauh. Sehingga, anak muda di desanya tetap memilih tinggal dan melanjutkan estafet menjadi petani seperti dirinya. Lulusan S2 bukan bekerja di kantoran tetapi, kotor-kotoran di sawah.

Pelajaran dari Sumedi Purbo

Ada banyak pelajaran yang bisa diambil dari lelaki ini. Dimana, Indonesia sudah menyiapkan semuanya untuk seluruh anak cucu. Sayangnya, mereka lebih memilih gengsi dibandingkan melanjutkan budaya.

Setelah itu menyesal karena, lahan sudah tidak ada dan udara semakin panas. Petani, bukanlah pekerjaan rendahan, melainkan perannya sangat mulia. Karena, mereka memastikan kebutuhan pangan seluruh warga Indonesia terpenuhi.

Tanpa mereka, apakah bisa makan dengan harga beras murah? Pasti harus mendatangkan dari luar negeri. Kondisi tersebut membuat kondisi negara semakin hancur. Sumedi ingin anak muda meneruskan dan meniru perjuangannya.

Petani adalah pekerjaan hebat mempunyai masa depan yang cerah. Bila dikerjakan serius pasti mampu menghasilkan uang banyak, mobil bagus, dan bergaya hidup layaknya seorang sultan. Tetapi, semua itu perlu perjuangan dan kecerdasan.

Jangan hanya pintar saja tetapi, sulit mengembangkan potensi diri. Cibiran dan cemoohan dari tetangga dan orang tua itu biasa. Mereka bukan mau menjatuhkan hanya menginginkan sebuah bukti, apa yang dilakukan berhasil, seperti Sumedi Purbo.