Ketahanan pangan nasional memang menjadi poin penting yang harus dipikirkan sejak sekarang. Bukan hanya pemerintah saja, semua kalangan juga wajib berpartisipasi dalam menyampaikan ide dan gagasannya.
Apalagi, menurut data yang ada Indonesia mulai dari 2020 sampai 2036 mendapatkan bonus demografi. Dimana, anak muda usia produktif, jumlahnya jauh lebih banyak dibandingkan non produktif.
Hal ini harus dimanfaatkan sejak sekarang. Melihat kondisi ketahanan pangan nasional masih diisi oleh tenaga tua. Maka, Vita Krisna Dewi mulai mengembangkan gagasannya untuk membangun sebuah peternakan domba bernama Sanitria Farm.
Awal Mula Pengembangan Sanitria Farm
Awal pendiriannya memang tidak mudah, Vita Krisna Dewi harus mencari lokasi untuk peternakan tersebut. Hingga akhirnya, mendapatkan tanah dengan sistem sewa selama kurang lebih 10 tahun.
Setelah mendapatkan lahan, akhirnya dimulailah peternakan tersebut. Perempuan itu melakukan rekrutmen untuk mengurus semua hewan. Sebenarnya, pilihannya cukup banyak dan semua termasuk tenaga terampil sampai berpengalaman di bidangnya.
Tetapi, jagoan lokal satu ini lebih memilih untuk merekrut anak muda, sesuai keinginannya sejak awal. Seiring berjalannya waktu, beberapa Mahasiswa D3 Pariwisata UGM menawarkan diri untuk mengelola kelinci.
Tidak lama berselang, fakultas teknik UAD berjumlah 3 orang, datang dan menyampaikan keinginannya untuk mengelola sistem hidroponik. Akhirnya, owner Sanitria farm tersebut membuat RAB dan berbagai kebutuhan lainnya untuk menjalankan misinya.
Karena, latar belakangnya sebagai tenaga pengajar membuatnya pandai dalam mengatur strategi. Penerapan sistem 2 tahun tanpa putus dan berhenti ditetapkannya sebagai upaya mengikat dan berkomitmen tinggi. Jika, dalam tempo yang diberikan ternyata mereka berhenti maka, akan ada denda yaitu membayar sewa mulai pertama sampai akhir.
Sebenarnya, angka 2 tahun ini bukan tanpa alasan. Karena, bagi jagoan lokal tersebut sudah memperkirakan bagaimana psikologi anak muda yang mudah untuk menyerah bila tidak menemukan pangsa pasarnya dan hasilnya juga mengecewakan.
Jangka waktu yang cukup realistis untuk membangun semangat dan mental juang bagi generasi muda dalam mengembangkan ketahanan pangan. Walaupun pada perjalanannya, apa yang ditakutkan sempat terjadi.
Namun pada akhirnya, mereka sanggup juga menemukan pasar. Dengan begini lingkaran bisnis dapat berjalan lancar sehingga, modal bisa kembali dan digunakan lagi, sebuah prestasi luar biasanya, ditunjukkan oleh anak muda.
Bangga dengan usahanya sendiri
Awal mula mempunyai impian, keinginan, dan konsep semacam ini memang tidak mudah. karena, dunia pertanian dan peternakan terkenal dengan jorok dan kotor. Dengan sifat anak muda zaman sekarang rasanya hampir tidak mungkin.
Apalagi, dengan berbagai macam tantangan yang harus dilalui mulai dari memastikan kondisi air, suhu, tanah serta melakukan berbagai macam penelitian. Pasti mereka tidak mau, tetapi usahanya untuk menarik minat anak mudah berhasil juga.
Salah satunya langkahnya dengan sistem kandang kolektif yang tergolong mudah, murah dan efisien. Tidak menghasilkan bau sehingga, dapat meminimalisir mengganggu masyarakat sekitar karena bau kotorannya biasanya menyengat.
Tetapi semua itu sudah dibuktikan sendiri. Walaupun awalnya Sanitria Farm tetap mencoba untuk berbicara pada warga terlebih dulu. Bagaimana, sistemnya dan jumlah ternak berapa. Bila terbukti menimbulkan bau tidak sedap maka, siap untuk mengubahnya kembali ke bentuk pertanian.
Tetapi, semua itu tidak terbukti. Inilah inovasi terbaik dari salah satu putri bangsa. Pengelolaan makanan dan kotoran adalah kunci. Bahkan, produk kotoran itu digratiskan kepada warga agar bisa dimanfaatkan.
Inilah daya tarik dan alasan mengapa banyak anak muda mulai punya niatan belajar. Selain gratis Vita Krisna Dewi juga memberikan pengarahan hingga solusi nyata, Dengan begini, setelah mendapatkan ilmu mereka dapat menerapkannya di rumah.
Semangat juang untuk bangsa dan negara
Satu poin penting yang bisa diambil dari Vita Krisna Dewi adalah semangatnya untuk membangun bangsa dan negara ini menjadi lebih baik lagi. Bukan hanya hari ini saja, melainkan untuk kedepannya.
Apa yang dilakukannya dengan menggratiskan semua biaya, hingga hasil olahan kotoran ke warga merupakan wujud kepeduliannya terhadap ketahanan pangan nasional. Sulit sekali, menjadi sosok seperti dirinya di zaman seperti sekarang ini tetapi, dengan kepercayaan dan keyakinan apa yang tidak mungkin?