in

Nafsu Makan Hilang Adalah Tanda Bahaya, Kenali Apa Penyebabnya

Bagikan Artikel Ini

Nafsu makan berkurang harus dijadikan perhatian khusus, karena menjadi indikator yang menunjukkan apakah badan Anda sehat atau sedang tidak baik. Bisa berupa gangguan mental sampai permasalahan berbagai organ.

Keadaan paling ringan yang dialami tubuh adalah munculnya virus berupa flu dan pilek. Dimana, indera perasa dan penciuman terganggu, sehingga untuk makan rasanya kurang nikmat walau menu tersebut berasal dari cheff nomor satu dunia.

Jika, memang kehilangan keinginan untuk makan karena, infeksi semacam ini. Anda tidak perlu khawatir, jika sudah sembuh, nafsu untuk menyantap berbagai hidangan pasti akan kembali.

Tidak cukup sampai disitu saja, masih ada berbagai penyebab lain yang mengakibatkan selera untuk menyantap berbagai makanan menjadi berkurang. Berikut pemicu lain yang harus diketahui serta cara mengatasinya

Efek samping dari penggunaan obat

Selanjutnya, efek samping dari penggunaan obat-obatan. Dimana, muncul rasa mual dan keinginan untuk muntah, kondisi ini wajar saja dialami oleh penderita penyakit kanker yang sedang menjalankan perawatan intensif.

Biasanya, ada berbagai obat yang menyebabkan nafsu makan berkurang seperti antibiotik. morfin, penghilang rasa sakit, antidepresan. Cara mengatasinya cukup kurangi, jika sudah sembuh lebih baik jangan konsumsi lagi.

Selain itu, obat anestesi yang biasanya diberikan untuk mereka yang melakukan anestesi juga cenderung menyebabkan kehilangan selera untuk makan. Hanya saja, pasien tersebut sudah mendapatkan asupan dari infus.

Gangguan mental

Nafsu makan berkurang juga terjadi bagi mereka yang terkena gangguan mental. Terutama pada orang dewasa usia 30 tahun ke atas, biasanya lebih rentan mengalami kondisi seperti ini.

Penyakit tersebut meliputi depresi, stress berkepanjangan, dan terlalu banyak menerima beban kehidupan. Sampai sekarang memang belum ada penjelasan pasti mengenai keduanya yang saling berhubungan. Hanya saja, beban pikiran yang begitu berat membuatnya hanya fokus pada sebuah masalah.

Jadi, keinginan untuk menikmati sesuatu menjadi berkurang drastis. Selain stress dan depresi, Anoreksia Nervosa juga menjadi penyabab mengapa keadaan ini bisa terjadi. Dimana, mereka terlalu terobsesi memiliki tubuh yang bagus dan ideal.

Akhirnya, memutuskan untuk tidak makan agar berat badannya bisa turun sesuai yang diinginkan. Penyakit tersebut biasa dialami oleh remaja usia 12 sampai 20 tahun, dimana mereka ingin sekali mempunyai penampilan tubuh yang sempurna.

Faktor usia

Usia juga menjadi penyebab lain mengapa nafsu makan berkurang. Kondisi ini disebabkan konsumsi obat-obatan yang hampir setiap hari jika, mereka mengalami penyakit tertentu. Dampak dari penggunaan senyawa kimia itulah yang menjadi pengaruh besarnya.

Selain itu, pada faktor usia pula, banyak terjadi adalah, saat usia senja keinginan untuk menikmati suatu hidangan lebih tinggi. Misalnya, ingin makan ini dan itu jika, tidak maka seleranya berkurang, hal seperti ini terkadang terjadi juga.

Dalam medis, kondisi organ yang sudah tua ikut berdampak, dimana saat makan waktu perut kembali kosong berlangsung cukup lama. Jadi, mereka merasa terus kenyang sehingga, nafsunya cenderung berkurang.

Faktor penyakit sesak napas

Kondisi sesak napas menjadi pertanda berikutnya mengapa nafsu makan seseorang menurun. Karena, saat darah dan oksigen sulit mencapai ke berbagai organ, biasanya ginjal akan menahan cairannya untuk tidak keluar sebagai upaya mempertahankan tubuh.

Beberapa penyakit yang mempengaruhi keinginan untuk makan adalah asma, gagal jantung kongesif pneumonia, serta penyakit paru obstruktif kronis. Bila sebelumnya tidak pernah periksa, setelah penurunan nafsu seperti ini sebaiknya segera diperiksakan agar mendapatkan penanganan segera.

Perlu diketahui, makan adalah sumber utama tubuh dalam mendapatkan asupan gizi serta mineral. Jika, selera tersebut berkurang bagaimana kesehatan Anda bisa terjaga? Oleh karena itu segera di bawa ke dokter untuk mendapatkan solusi.

Nafsu makan berkurang menjadi masalah terbesar yang tidak boleh di anggap sebelah mata begitu saja. Ada dampak jangka panjang yang perlu diperhatikan terutama untuk kesehatan tubuh Anda.