in

Cerita Rakyat Tentang Alat Musik Angklung, Apakah Anda Tahu?

Bagikan Artikel Ini

Indonesia mempunyai berbagai ragam budaya yang menarik untuk diceritakan kembali. Salah satunya adalah alat musik angklung. Berasal dari Tanah Sunda, Jawa Barat. Terbuat dari bambu dan cara memainkannya hanya perlu digoyang saja.

Namanya sendiri berasal dari daerahnya diambil dari kata, “angkleung” artinya adalah di aklung-aklung. Sementara untuk klung sendiri merupakan bunyi yang dihasilkan dari alat musik tersebut.

Sehingga, menurut pengertiannya alat musik angklung ini adalah Suara yang dihasilkan dengan cara diangkat atau diapung-apungkan. Cara memainkannya, cukup memegang bagian atas dan bawah.

Kemudian, digoyangkan sehingga memunculkan sebuah irama. Menariknya, Angklung sendiri sudah diakui oleh UNESCO sebagai salah satu warisan dunia. Karena, dilihat dari sejarahnya, cukup panjang dan mendapatkan penghargaan tersebut adalah hal wajar.

Cerita Rakyat Mengenai Keberadaan Angklung

Jika, diceritakan kembali maka, akan mendapatkan sebuah kisah di mana asal-usul terciptanya alat musik ini dari Kerajaan Sunda yang berdiri dari abad ke 12 sampai 16. Waktu itu ada kepercayaan dari masyarakat sekitar.

Bahwa, memainkan musik Angklung membuat Nyai Sri Pohaci menjadi senang dan gembira. Beliau sendiri adalah Dewi Kesuburan. Lahir dari telur yang berasal dari air mata seorang naga. Hidupnya di bumi bagian atas bersama para dewa.

Sewaktu meninggal Dewa Guru meminta untuk Nyai Sri Pohaci dikuburkan di dunia saja tempat manusia tinggal. Tepatnya ada di dunia tengah. Ternyata, sekitar kuburannya tumbuh subur banyak berbagai tanaman dapat dimanfaatkan warga sekitar sebagai bagian dari makanan pokok sampai mata pencaharian.

Kepercayaan akan kesuburan ini tidak lepas dari kemurnian hati Nyai Sri Pohaci. Tanaman yang muncul kebanyakan adalah padi. Konon berasal dari air mata beliau. Di mana untuk mata kanan adalah padi putih dan bagian kiri berwarna merah.

Selain itu tersedia juga tanaman bambu. Di mana sangat penting bagi kultur masyarakat sunda itu sendiri. Konon, bambu ini tumbu dari paha Nyai Sri Pohaci untuk kanan berbentuk aur sementara kiri adalah tali.

Selanjutnya, beberapa bagian tubuhnya juga mengeluarkan pohon seperti enau serta kelapa. Tidak heran bila masyarakat Sunda begitu menghormatinya sebagai awal memberikan pangan yang luas sampai saat ini.

Cikal Bakal dari Angklung

Dari bambu yang tumbuh inilah menjadi cikal bakal dari pembuatan alat musik ini. Oleh karena itu, masyarakat sunda jaman dulu selalu membunyikannya. Semakin, Nyai Sri Pohaci senang, tanah akan semakin subur.

Seiring berkembangnya waktu, musik angklung ini akhirnya digunakan sebagai ritual terutama saat awal tanam. Serta, acara perayaan panen sebagai persembahan untuk Nyai Sri Pohaci. Karena, alunannya yang bagus beberapa orang mulai mengembangkannya.

Sebagai bagian dari tambahan untuk mengiringi musik. Hingga, akhirnya seluruh Nusantara dapat menerimanya dengan baik. Bahkan, kalau dilihat sampai saat ini sudah menembus internasional.

Kebanggaan mulai dirasakan saat Thailand mulai mengadopsinya sebagai bagian dari misi kebudayaan antara negeri Gajah Putih dan Indonesia, menariknya lagi alat musik ini juga bisa Anda temukan di salah satu universitas di Amerika Serikat.

Sementara, untuk Indonesia ini kebudayaan memainkan musik angklung masih dilestarikan dan Anda bisa menikmati saat berkunjung ke Bandung. Tepatnya adalah Saung Angklung Udjo. Disana semua informasi dan pengetahuan mengenai angklung dapat Anda temui.

Bahkan, pengunjung juga berkesempatan untuk belajar langsung dari ahlinya hingga, melihat pertunjukkannya secara langsung. Angklung adalah kebudayaan Indonesia yang harus dijaga agar terus lestari sampai nanti. Inilah yang mengakibatkan Indonesia mendapatkan predikat sebagai bangsa besar.