in

Mengenal Sosok Semar yang Disegani Masyarakat Jawa

Bagikan Artikel Ini

Masyarakat jawa sangat kental dengan kesenian pewayangan. Di mana seluruh ceritanya di ambil dari kitab Ramayana dan Mahabharata Salah satu adaptasi dari ajaran Hindu dan Budha. Agama pertama yang masuk ke Indonesia waktu itu.

Masyarakat Jawa sendiri lebih mengenal Kitab Mahabharata, dan dijadikan sebagai pedoman kehidupan. Di mana menceritakan tentang Pandawa dan Kurawa. Berbeda dengan versi aslinya, penduduk Jawa sejak zaman dulu sudah mengenal Punokawan.

Bila dilihat lagi ke dalam Kitab Mahabharata nama Punokawan ini sepertinya tidak ada. Lalu, siapa sebenarnya Punokawan ini? Merupakan pengabdi dari Pandawa, ada empat orang yaitu Semar, Gareng, Petruk dan Bagong.

Nama Semar menjadi populer karena, bisa dikatakan dia adalah pengasuh dari semua ksatria. Paling bijaksana dan mempunyai kesaktian tiada tara. Tokoh ini terus dikembangkan karena, dulu saat menyiarkan agama islam, cerita Mahabharata masih tetap digunakan.

Memang media wayang menjadi unggulan salah satunya adalah Sunan Kalijaga. Beliau, melihat ada nilai keteladanan yang bisa diambil sehingga digunakan sebagai media untuk berdakwah.

Cerita Semar Menurut Pujangga Jawa

Tokoh Semar ternyata sudah muncul dalam sebuah karya sastra yang ditulis pada masa Kerajaan Majapahit bernama sudamala. Anda bisa melihat reliefnya yang terletak di Candi Sukuh yang bertuliskan dengan tahun 1439.

Menurut Pujangga Jawa, Tokoh Semar ini dikisahkan bukan hanya sebagai rakyat biasa saja. Melainkan seorang maha guru bernama Batara Ismaya. Merupakan kakak dari Batara Guru merupakan Rajanya para dewa.

Ada banyak versi yang mengisahkan tentang ketokohan Semar ini. Mulai dari anak dari Sahyang Nurrasa yang bernama Sahyang Tunggal. Sampai anak dari Sahyang Wenang. Tetapi, pada intinya tokoh Semar tetap diceritakan sebagai pengasuh untuk para ksatria kerajaan pada waktu itu.

Karakteristik Semar

Banyak para Sunan mengisahkan tokoh semar ini sebagai pribadi panutan untuk semua orang Salah satunya memiliki sifat Nyegara, atau memiliki hati yang luas seperti samudra. Memang dari dari segi fisik terlihat tidak sempurna.

Sangat unik, tetapi keteladanan serta kepribadiannya menjadi simbol dan panutan untuk masyarakat Jawa. Di mana tokoh ini selalu tersenyum dalam keadaan apa saja. Tetapi, dalam dua bola matanya juga tampak sembab atau air mata.

Tidak hanya bijaksana dan bisa jadi sosok orang tua saja. Semar juga mempunyai sisi religius yang mendalam. Beberapa pujangga menyebutnya sebagai utusan Allah atau hampir mirip seperti nabi.

Uniknya lagi tidak mempunyai jenis kelamin bukan lelaki dan juga perempuan. Tangannya sendiri terlihat penuh makna. Kanan mengacungkan ke atas sebagai tanda bahwa semua itu harus seizin Allah. Sementara kanan kirinya adan di belakang sebagai wujud kepasrahan diri terhadap Tuhannya.

Filosofi Dari Semar

Dalam kisahnya, Semar selalu memberikan petuah yang baik kepada seluruhnya. Di mana beliau mengajarkan untuk selalu memberikan manfaat kepada orang lain. Kesabarannya patut untuk dipuji.

Hal ini yang seharusnya bisa dijadikan sebagai suri tauladan seperti jangan terlalu bersedih saat tertimpa musibah. Atau pada saat Anda kehilangan sesuatu berupa barang Misalnya. Karena, pada hakikatnya semua ini adalah milik Allah.

Jadi, saat semua barang Anda itu hilang. Menjadi sebuah pertanda bahwa, Allah ingin mengambilnya akan menggantinya dengan yang lain bila Anda sabar. Tetapi, akan membiarnya menjadi hilang selalu mengeluh dan menyalahkan.

Pujangga jawa juga mengisahkan kekuatan dari Semar bernama “kentut” Buka merupakan alat atau senjata seperti ksatria lain. Tetapi, kekuatan yang mampu menyadarkan orang kembali ke jalan yang benar.

Tokoh Pewayangan Semar memang menjadi suri tauladan yang bagus terutama untuk generasi muda. Di mana sosok bijaksana dan ketakwaan dalam dirinya bisa menjadi contoh bagaimana harusnya bersikap dan bertindak di dunia yang fana ini.